19 December 2011

Ayo Menanam Air


Dari sini
Kalimantan adalah pulau yang dikaruniai hutan dan sungai sehingga persediaan airnya melimpah. Tak susah menemukan air bersih di sini. Sungai-sungai terbentang panjang dengan anak-anak sungai yang menjalar ke seluruh pulau. Hutan-hutan lebat berisi pohon-pohon penyerap air hujan yang menyediakan banyak mata air untuk dikonsumsi.

Kalimantan Barat sebagai bagian dari pulau Kalimantan juga memiliki karunia serupa. Sungai Kapuas, sungai Landak, sungai Melawi dan ratusan sungai lain menyebar ke seluruh penjuru provinsi. Hutan yang di dalamnya tersedia air juga masih lebat. Tapi, mengapa masyarakat sekarang - terutama di kota madya, kota kabupaten dan kota kecamatan - harus membeli air bersih untuk konsumsi sehari-hari?

Pencemaran air sungai adalah penyebab utamanya. Kadar merkuri dalam air sungai sudah melebihi ambang batas normal sehingga air sungai tidak bisa lagi dikonsumsi. Dikutip dari Pontianak Post Online, penelitian yang dilakukan oleh Fakultas MIPA Universitas Tanjung Pura pada tahun 2008 terhadap air di sungai Kapuas menunjukkan bahwa kandungan merkuri di Kabupaten Sekadau mencapai 0,2 ppb (parts per billion) dua kali lipat di atas ambang batas normal. Sedangkan penelitian di Kabupaten Sintang menemukan kandungan Hg hingga 0,4 ppb. Itu hasil penelitian tiga tahun yang lalu. Dengan masih beroperasinya tambang-tambang emas ilegal di hulu sungai, dipastikan kadar merkuri dalam air sungai Kapuas semakin bertambah tinggi.

Selain merkuri, sungai Kapuas juga dicemari oleh limbah pabrik, rumah tangga, bakteri ecoli dan pestisida dari perkebunan. Padahal sedikitnya ada 1,7 juta jiwa penduduk Kalbar yang hidupnya bergantung pada sungai yang memiliki panjang 1.086 kilometer ini. Kebayang kan, bagaimana kehidupan masyarakat akan lebih terganggu karena pencemaran air sungai ini. Apalagi, bukan hanya sungai Kapuas saja yang tercemar.

Selain pencemaran sungai, penebangan hutan untuk lahan perkebunan juga merupakan  penyebab berkurangnya sumber air bersih di Kalimantan Barat. Ekspansi perkebunan sawit menyebabkan hutan Kalimantan Barat hilang hingga lebih dari 50 %. Ditambah lagi dengan adanya sistem ladang berpindah dan penebangan hutan. Hutan Kalimantan Barat sekarang hanya lebat di sebagian tempat. Area tanpa pohon berubah menjadi area tandus tanpa air. Kalaupun ada, masyarakat harus menggali puluhan meter untuk menghasilkan air tanah yang berbau. Oleh karena itu, untuk minum dan memasak, masyarakat harus membeli.


Keadaan ini tak bisa dibiarkan. Kalau tak ada langkah penyelamatan dari sekarang,  dampaknya akan lebih dari sekedar membeli air bersih untuk dikonsumsi. Lama-kelamaan, Kalimantan Barat akan seperti daerah timur yang kering tanpa air.

Melihat kembali latar belakang timbulnya masalah sumber air ini, kesemuanya dipicu oleh kegiatan pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Masyarakat melakukan tambang emas, menebang pohon-pohon di kebunnya untuk ditanami sawit dan padi, serta penebangan pohon untuk mengambil kayu dengan tujuan mendapatkan uang.

Ada cara agar kegiatan konservasi air sejalan dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Menanam karet. Perkebunan karet lebih ramah lingkungan daripada perkebunan sawit. Apalagi perkebunan tradisional yang tidak hanya berisi pohon karet tetapi juga pepohonan dan tumbuhan lain. Tumbuhan ini berfungsi untuk penyerap air hujan sehingga ketika musim hujan datang, banjir tidak akan terjadi di daerah sekitar dan saat musim kemarau, daerah tersebut akan terhindar dari kekeringan karena tanah sudah menyimpan cadangan air yang tumpah selama musim hujan.

Selain konservasi air, kebun karet juga berguna untuk konservasi tanah. Dedaunan yang membusuk serta kotoran berbagai jenis binatang yang hidup di dalamnya menciptakan humus untuk tanah. Disamping itu, masyarakat bisa memperoleh penghasilan dari kebun ini karena saat ini harga jual karet di pasaran dunia tinggi yang disebabkan oleh kurangnya pasokan karet. Dengan kata lain, selain menyokong ekonomi masyarakat, kebun karet juga menyokong kelestarian lingkungan.


Oleh karena itu, untuk konservasi air, tanah dan ekosistem, ayo kita menanam karet. Selain menjaga kelestarian lingkungan, kita juga bisa mendapat keuntungan dari hasil produksi lateks. Ayo menanam karet, ayo menanam (sumber) air.

17 December 2011

Ayo ngeblog: Blogger Jutawan

Wow! Ada kontes lagi. Akhir tahun ini memang dipenuhi berbagai kontes menulis. Belum selesai  menulis artikel yang satu, sudah ada info kontes yang lain. Sayapun jadi galau. Blog saya galau. Notebook saya juga galau. :D

Dua bulan terakhir ini, aktivitas blog saya sedang tinggi-tingginya. Biasanya dalam sebulan saya hanya posting sekali  (dasar pemalas!). Sekarang jadi lebih rajin. Semuanya, ya, gara-gara kontes-kontes itu. Ketahuan deh kalau niat saya ngeblog cuma karena hadiah. :D

Dari sini
Cerita-cerita dulu, ya. Awal saya ngeblog dulu, niatnya cuma untuk curhat. Saya yang introvert malu kalau masalah saya diketahui orang lain. Saya tidak sadar kalau lewat blog, curhat saya itu bisa dibaca sama lebih banyak orang. Terrible! Akhirnya setelah sadar, postingan-postingan di pertengahan kebanyakan berisi info atau cerita kehidupan saya sehari-hari yang tidak terlalu emosional. Kesini-sininya, saya baru berfikir untuk mencari uang lewat blog. Saya terinspirasi oleh teman-teman blogger lain yang berpenghasilan dengan menulis di blog. 

Ikut kontes menulis jadi langkah awal untuk mendapat uang lewat blog. Saya ikut aktif dalam berbagai kontes baru-baru ini. Hasilnya, saya belum mendapat uang ataupun menang dalam kontes manapun. Saya tidak menyerah. Saya belum ikut lebih dari sepuluh kontes. Kakek Edison gagal ratusan kali  tapi tidak berhenti membuat lampu sampai akhirnya lampu temuannya jadi. Saya juga harus seperti itu. Terus menulis, terus menulis, terus menulis dan belajar dalam setiap prosesnya.


Selain itu, sekarang saya juga mulai belajar SEO. Saya tahu SEO saat saya ikut kontes menulis semi SEO. Saat tahu kalau  mau blog saya dikenal banyak orang, SEO mesti tinggi, saya berusaha mempelajarinya.  Hasilnya, dalam beberapa minggu ini muka saya lebih sering seperti pakaian belum disetrika. Kusut. Maklum, saya pembelajar audiovisual. Lebih gampang mengerti kalau ada orang yang menjelaskan. Tapi, demi blog ini, saya rela pusing-pusing mengubek-ngubek google dan membaca artikel-artikel yang membahas tentang blog, SEO dan semacamnya.

Kedepannya, saya ingin blog ini menjadi salah satu sumber penghasilan saya. Selain tetap mengikuti kontes-kontes menulis, saya ingin memperkenalkan tulisan-tulisan fiksi saya. Saya ingin blog saya ini menjadi galeri cerpen. Saya memang sudah mulai posting cerpen-cerpen. Baru beberapa sebagai permulaan.

Dari sini
Saya tahu, blog bagus tak hanya dengan bermodalkan SEO tinggi. Harus ada kualitas dalam tulisannya. Untuk itu, saya akan tetap belajar menulis, baik fiksi maupun non-fiksi, untuk mengasah kemampuan saya. Dengan demikian, ketika tulisan saya sudah lebih nyaman untuk dibaca dan orang-orang mulai suka, saya bisa mendapat keuntungan dan bisa menjadi blogger jutawan (wuhuuu~). Saya juga berharap isi blog ini bermanfaat bagi banyak orang. Mudah-mudahan alam berkonspirasi dengan saya untuk merealisasikan mimpi saya ini. Amin.

Buat yang belum punya blog, yuk ngeblog. Kita bukan cuma bisa having fun, dapat banyak teman tapi juga bisa dapat penghasilan. Asik kan? Kapan lagi bisa dapat uang dengan cara fun. Sambil menyelam minum jus gitu loh. :D

Postingan ini diikutsertakan dalam kontes: Ayo Ngeblog: Saya NgeBLOG, Kamu...??!! pada blog duniamuam.

15 December 2011

Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI

Andai saya menjadi anggota DPD RI- Tak terlalu susah membuat satu, dua, bahkan banyak program untuk daerah. Turun ke lapangan mencari data, membahasnya di sidang, terbentuklah kesepakatan mengenai hal-hal yang akan dilakukan untuk pembangunan daerah yang tertuang dalam bentuk program. Selesai. Lalu apa? Lanjut ke pelaksanaan. Nah,  di bagian inilah kuncinya.

Merealisasikan sebuah program itu susah, terutama merealisasikannya dengan  konsistensi penuh pada tujuan awal program. Banyak hambatan di sana-sini. Banyak rintangan. Banyak godaan. Lihat saja, banyak sekali program-program yang dibuat pemerintah yang pelaksanaannya tersendat. Mulai dari pembangunan jembatan yang hanya setengah jalan, jalanan yang terus berlubang (bahkan di ibukota provinsi), sertifikasi guru yang uangnya sering telat datang, Jamkesmas yang tidak tepat sasaran dan lain-lain. Mengapa? Jawabannya adalah karena banyak oknum pemerintahan yang terpikat godaan uang. Korupsi.
Dari sini
Praktek korupsi makin merajalela. Tahun 2011, Indonesia bahkan menempati peringkat ke 4 sebagai negara terkorup di dunia. Ada yang bilang, itu semua terjadi karena bobroknya birokrasi yang menciptakan celah untuk korupsi. Ada kesempatan untuk bertindak dan bereproduksi sehingga tindakan tercela ini bagaikan rantai yang tak mudah putus. Setiap lembaga pemerintahan, tak terkecuali DPD RI, mempunyai celah untuk melakukan tindakan ini.

Lalu, apa jadinya program-program bagus yang direncanakan pemerintah kalau korupsi tak juga berhenti?  Program tak akan berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian, apa jadinya daerah kalau pelaksanaan program tak berjalan sebagaimana mestinya? Daerah tetap terpuruk tanpa ada pembangunan berarti. Kalau begitu, apa gunanya ada DPD RI yang katanya memperjuangkan aspirasi daerah? Apa gunanya pemerintah?

Korupsi memang akar permasalahan pembangunan bangsa yang kaya ini. Semua rencana pembangunan memang jadi tak berarti selama korupsi berkuasa. Oleh karena itu, di bawah ini , ada dua hal yang akan saya lakukan andai saya menjadi anggota DPD RI.

  • Andai saya menjadi anggota DPD RI, saya akan menjaga diri saya untuk tidak ikut melakukan tindak korupsi. Saya akan menjaga diri saya untuk tetap bersih. Saya menolak untuk melakukan dan menolak untuk membantu. Saya ingin menjadikan DPD RI sebagai lembaga pemerintahan Indonesia paling bersih. Untuk itu, saya harus memulai dari diri saya sendiri.

Dari sini
  • Andai saya menjadi anggota DPD RI, selain menjaga diri dari korupsi, konsistensi pada visi ,misi dan tugas  juga akan saya tanamkan pada diri saya. Saya akan berjuang demi terwujudnya "Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sebagai lembaga legislatif yang kuat, setara dan efektif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia yang bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)".

Saya sadar,  di  antara banyaknya godaan dan celah untuk melakukan korupsi serta beratnya tugas sebagai anggota DPD RI saya harus mempunyai pondasi yang kuat untuk tetap bertahan. Pondasi yang harus saya punyai adalah rasa cinta dan takut pada Allah SWT. Tak ada hal yang bisa memotivasi manusia untuk melakukan perbuatan baik dan menjauh dari perbuatan buruk selain rasa cinta dan takut itu. Semoga semua anggota DPD RI adalah orang-orang yang cinta dan takut pada Tuhannya sehingga terbentuk DPD RI yang benar-benar pro rakyat, bukan pro duit. Amin.

14 December 2011

Spring House

Wadaw! Pe-eR tulisan menumpuk tapi saya malah sibuk benah-benah rumah. Maafkan kebandelan saya, pak Teguh.

FYI saudara-saudara, rumah saya baru direnovasi. Kalau beberapa waktu yang lalu saudara-saudara hanya bisa menikmati gambar saya yang cantik sedang main perahu di ruang tamu (ambigu sekali kalimat ini!), sekarang tidak lagi. Sekarang waktunya saudara bisa menikmati  gambar bahkan di kamar mandi. Maaf mengecewakan karena tentu saja gambar yang dipajang di kamar mandi itu bukanlah gambar saya. Memangnya saudara-saudara kira saya ini penjaga kamar mandi?

Salah satu gambar di rumah saya
Saya ambil gambar ini dari sini


Ah, tentu saja tak hanya gambar. Ada hal-hal lain yang bisa saudara-saudara nikmati di rumah saya ini. Saudara-saudara penasaran? Nah, nah. Silakan berkeliling. Autumn akan menjelaskan apa saja yang ada di Spring House. Jangan sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri.  Dan, tolong, jangan buang sampah sembarangan. Sampai jumpa  jam 4. Kita akan minum teh bersama. Mari.

8 December 2011

Hilang (Part 1)


Jalanan itu curam, koreksi, sangat curam. Kemiringannya hampir 45 derajat dengan panjang tak kurang dari 10 meter.  Mulus beraspal dengan sisi-sisi dipenuhi akar-akar menjulur.
 "Ini tebing, bukan jalan." desisku. Tapi itu jelas sebuah jalan. Aspal itu tandanya. Juga marka putih yang membelah jalan menjadi dua bagian. Aku memijit dahiku. "Mungkin mereka tak pernah lewat sini."
“Mereka tak mungkin menerobos semak dan pepohonan itu dengan motor kan? Pun, tak ada jalan menikung kemanapun sejak tadi,” Jawab Remi, tak beranjak dari skuter.
“Mereka juga tak mungkin melewati jalan securam itu,” seruku.
Remi hanya mengangkat bahu.
Aku mendesis, merutuki skuter yang bisa-bisanya mogok hingga kami tertinggal. “Jadi, bagaimana kita lewat dengan skuter itu?”
Remi mengangkat bahunya lagi. “Belum ada ide.”  
“Handphone?”
“Tak ada sinyal.”
“Sial!” Aku melangkah mendekati juluran-juluran akar di tepian jalan, tertarik mencoba naik ke atas dengannya. Ada bekas-bekas lumut di sana. Hijau dan sudah mengering. Aku mengelus akar dengan telapak tanganku. Ada perasaan aneh saat kulit tanganku menyentuh akar coklat bercampur hijau itu yang membuatku melepasnya dengan cepat. Ingin tahu dan takut. 
Perasaan itu membuatku merinding. "Oh, please. Ini hanya akar!" desisku. Aku menyentuhnya lagi dan merasakan kembali sensasi tak nyaman yang membekukan tubuh. Takut yang membekukan. Aku melepasnya lagi. Tapi rasa ingin tahu memaksaku untuk kembali merasakannya. Kali ini aku berfikir lebih cepat untuk menariknya. Ada teriakan keras Remi di belakangku dan aku terdorong ke belakang dengan keras, jatuh berdebam di atas tanah.

6 December 2011

Curcol?

Seharian kemarin saya kaya orang linglung. Sebentar-sebentar ngecek layar handphone. Maklum, sedang menunggu telpon. Seharian sampai malam, saya masih sabar menunggu. Bahkan sampai pagi ini. Tapi, handphone saya ga berdering juga. Oh, no! Alamat kurang baik. Akhirnya, pengumunan di sebuah situs mengakhiri penantian saya secara tragis (syalelah)! Menangis di pojokan.

Dari sini

Awalnya saya ga percaya. Saya scroll ulang page yang berisi pengumuman maha penting itu. Saya eja nama-nama yang tercantum di sana. Berharap hurup di nama-nama itu bisa bergerak sendiri lalu membentuk nama saya.  Saya pelototi terus. Ga ada yang berubah. Nama saya tetap tidak ada di sana. Kenapa? kenapa ini terjadi pada saya? Padahal tadi malam saya bermimpi pergi ke Bali. Mimpi itu membohongi saya! #stress  :D

Yah, artikel saya ga menang saudara-saudara. Tulisan saya itu memang masih banyak kekurangan. Saya masih harus banyak belajar menulis artikel ilmiah. Secara, otak saya ini ga ada ilmiah-ilmiahnya. Kebanyakan fantasi. :D

Dalam rangka belajar menulis, saya mau coba ikut lomba ini. Lomba blog dan twit, andai saya menjadi anggota DPD RI. Jadi, kalau  ga mau ikut lomba blognya, bisa ikut lomba twit. Hadiahnya lumayan, dapat gadget plus tiket jalan-jalan. Info lengkapnya cek di sini ya. Selamat mencoba juga. Ciao. :)

1 December 2011

Ewaklopedia

Telah hadir di kota anda, EWAKLOPEDIA. Menyediakan rupa-rupa informasi kuno dan purba, menambah pengetahuan anda. Bersama EWAKLOPEDIA, anda Xlangkah lebih maju.

Hahaha. Promo ngga jelas di atas boleh dianggap serius boleh juga ngga. Saya memang berencana membuat diri saya menjadi seperti sebuah ensiklopedia berjalan khususnya ensiklopedia sejarah. Saya ngga tahu apakah hal ini akan berhasil mengingat otak saya tidak disetting untuk mengingat sesuatu dengan baik. :D

Seperti kata bijak, there is a will there is a way, apa salahnya saya mencoba untuk membuat rencana ngga masuk akal itu terealisasi, bukan? Hehehe. Tambahan, rencana itu didukung keberadaan teknologi yang semakin canggih. Sebut saja dia internet. Bagaimana hubungan rencana ngga masuk akal, otak pas-pasan saya dan internet?
Dari sini

Saya suka sejarah. Saya suka dengan hal-hal yang kuno dan purba. Kamu juga tahu kan kalo sejarah itu penuh dengan nama-nama orang, tempat, kejadian serta waktu  yang kapasitas otak saya tak akan sanggup untuk menyimpannya. Saya sering menceritakan apa yang saya tahu ke teman-teman saya. Tujuannya yah itu, biar tetap ingat. Tapi tetap saja, kadang-kadang virus lupa menyerang sistem otak saya. Kalau sudah begitu, informasi yang saya bagi ke teman-teman biasanya jadi kebolak-balik. Payah!

Tapi saya punya senjata rahasia untuk merefresh sistem itu. Saya punya internet. Saya bisa mencari informasi apa saja dengan internet. Saya bisa menjawab pertanyaan teman-teman saya dengan mencari jawabannya di internet. Gampang dan cepat. Saya ngga perlu ngebut ke perpustakaan. Saya ngga perlu kalang kabut sana sini nyari buku pinjaman. Internet membuat semunya jadi mudah. Saya optimis, dengan bantuan internet, saya bisa jadi Ewaklopedia beneran suatu  saat nanti. Hohoho