Postingan kali ada sangkutan dengan pengalamanku tadi sore. Melongok sebentar keluar rumah. Cuaca bagus. Asik nih kalau JJS. Dan JJS lah aku, berdua dengan adikku. Maksud hati mau senang-senang, nyantai, asoi geboi menikmati sore dikota khatulistiwa, malah pegal, kejebak macet. Yang jadi masalah bukan mesti nunggu seberapa lamanya. Hanya saja, nafasku megap-megap gara-gara udara mengandung CO2 melayang-layang memenuhi langit. Sesak!!!
Pontianak makin sesak. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor tidak dibarengi peningkatan jumlah atau luas ruas jalan. Alhasil, MACET!! Tapi, tetap saja aku sedikit mengerutkan kening melihat jumlah kendaraan bermotor di Pontianak. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor, semakin banyak udara bergas CO2 mengungkung, semakin megap-megap bumiku.
Bolongan-bolongan diatmosfer katanya makin banyak dan lebar. Gara-gara ini, bumiku mengeluh. Ia memanas. Global warming melanda. Aku mengeluh. Semua mengeluh. Hidup dibumi sekarang seperti hidup dibui. Gerah!!
Harus ada perubahan. Ahh, merubah bumi menjadi adem kaya dulu lagi sepertinya agak susah. Biarlah. Coba saja. Aku mungkin bisa mengurangi bolongan-bolongan atmosfer ini dengan kendaraan-kendaraan impianku. Kendaraan tanpa CO2. Kendaraan yang sangat mungkin dan akan kuusahakan dengan kuat agar bisa jadi milikku.
1. Curricle
1. Curricle
Ini kendaraan para bangsawan Inggris. Bisa untuk berdua. Sebenarnya ada satu lagi kereta yg lebih besar dari ini, berdinding dan beratap, namanya Phaeton. Gambarnya nanti ku unggah. Sinyal modemku ngap-ngap tak karuan malam ini. Agak susah.
Ini kereta biasa. Rakyat non-bangsawan di Inggris pakai kendaraan ini. Looks so cool!! Tambah cool karena ini kendaraan di the Lord of The Rings.
2. Sepeda Lipat
Yeah. Kalau curricle atau kereta kuda agak susah terealisasi. Mungkin, bukan mungkin, pasti, ini akan jadi kendaraan yang sering kupakai nanti untuk mobile kemana-mana. Pergi kerja, jalan-jalan sekalian olahraga, kerumah teman, ke semua tempat yg possible dijangkau. Sekarang juga mau, but no money. Harus nabung dulu!!
3. Perahu
Aku, bisa dibilang orang yang tergila-gila dengan angkutan sungai. Walaupun perahu ini menggunakan mesin dan ikut andil memperbanyak gas CO2 diudara, tak apalah karena akan jarang kupakai. Perahu ini akan kupakai ketika pergi ketempat jauh saja. Pergi beli ikan ke Pasar Laut di Nanga Pinoh atau berkunjung, numpang makan kerumah Cumi dan Gemi, kalau mereka punya rumah dekat sungai. I hope so!
Pengalaman indah masa kecil hidup beberapa hari diatas kapal seperti ini membuatku ingin, ingin, dan ingin sekali, nanti, punya kapal ini. Hidup diatasnya berbulan-bulan. Berkelana menyusuri sungai dan mungkin lautan. Membayangkannya saja ingin menangis aku. Sennaanngg. Berharap nanti punya suami yang lebih suka hidup di alam bebas ketimbang ongkang-ongkang kaki dirumah. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn!!!
Dulu, waktu SMP dan SMA, kalau marah, BT dan segala macam, aku melarikan diri ke sungai. Duduk dilanting dengan kaki terjulur kedalam air selama berjam-jam, membuatku tenang, damai. Makanya, ingin punya perahu ini. Aku bisa jalan-jalan sendiri tanpa polusi dan macet. Aku bisa mancing. Aku bisa baca buku sore-sore ditengah sungai. Aku bisa nulis dan cari inspirasi diatas sungai. Yang ini, mesti punya.
Itulah pengalaman, perencanaan usaha, kugabung dengan impianku. Pengalamanku merasakan sesaknya bumi. Ungkapan cintaku pada bumi yang hampir sekarat lewat usaha-usaha penyelamatan kecil yang mungkin tak akan terlalu berguna. Impian-impian masa depanku. My dreams. Dreams of a stupiddreamer.
Dulu, waktu SMP dan SMA, kalau marah, BT dan segala macam, aku melarikan diri ke sungai. Duduk dilanting dengan kaki terjulur kedalam air selama berjam-jam, membuatku tenang, damai. Makanya, ingin punya perahu ini. Aku bisa jalan-jalan sendiri tanpa polusi dan macet. Aku bisa mancing. Aku bisa baca buku sore-sore ditengah sungai. Aku bisa nulis dan cari inspirasi diatas sungai. Yang ini, mesti punya.
Itulah pengalaman, perencanaan usaha, kugabung dengan impianku. Pengalamanku merasakan sesaknya bumi. Ungkapan cintaku pada bumi yang hampir sekarat lewat usaha-usaha penyelamatan kecil yang mungkin tak akan terlalu berguna. Impian-impian masa depanku. My dreams. Dreams of a stupiddreamer.
No comments:
Post a Comment