10 February 2011

Benang Wol Putih Murahan

Yahaa!
Satu dua hari ini, ada satu lagi aktivitas yang aku lakukan diwaktu senggang selain berpetualang dalam buku-buku fantasi atau meliukkan badan, menggoyangkan kepala, mendengarkan folk song atau berdiam diri, memejamkan mata, menikmati suasana sore berangin. Merajut! Yeah. Merajut benang-benang wol putih murahan yang kutemukan didalam kotak penuh debu dibawah tempat tidurku. 

Dulu, lama berselang, pernah sekali aku belajar merajut entah dengan siapa. Sampai ketika keinginan merajut itu muncul lagi, aku berusaha keras mengingat cara menyambungkan benang-benang wol murahan itu sehingga membentuk pola. Hanya agar membentuk pola. Tak lebih. Dan tahukah kau, kawan. Perlu beberapa jam untukku menemukan pola yang sangat sederhana itu. Pola seperti yang ada pada jahitan karung beras. Setelah menemukan pola, aku kembali bingung, tak tahu bagaimana caranya menyatukan pola-pola itu agar kelihatan seperti suatu benda. Tak hanya memanjang tak berbentuk. Dan beberapa kali kubongkar pola-pola yang telah kurajut memanjang sampai benang wol putih murahan itu kusut.

Sampai akhirnya, kutemukan caranya. Meski tak yakin akan kebenaran cara yang kutemukan, kurajut benang wol putih murahanku, merajut dan terus merajut, tak tahu akan jadi apa. Biarlah kesalahan yang akan membimbingku pada cara yang benar.
***

Kufikir-fikir, seperti ada kemiripan antara rajutan benang wol putih murahan itu dengan mimpi-mimpiku yang segudang. Ya. Mimpiku masih berpola sederhana dan belum tentu benar jalannya, sama dengan pola rajutan benang wol putih murahan itu. Perlu kesabaran, ketelatenan dan kedisiplinan ketika merajut benang wol putih murahanku itu agar menjadi benda rajutan yang indah dan rapi, sama halnya saat aku berusaha membawa mimpi-mimpi itu ke dunia nyata. Tak mudah prosesnya, tapi indah dan bernilai hasilnya. Itulah rajutan benang wol putih murahan dan mimpi-mimpiku.

No comments:

Post a Comment