5 February 2011

Kisah Pensil di Negeri Lawa

Cerita ini bermula disuatu masa, disatu dunia dimana ada satu kerajaan yang konon bernama Amdesr yang membawahi delapan negeri-negeri kecil. Salah satu dari negeri kecil ini bernama negeri Lawa.

Pada suatu hari, Ratu kerajaan Amdesr yang bernama Reveuril berkunjung ke balairung istana negeri Lawa dan berkumpul dengan pembesar-pembesar negeri. Kunjungan ini rutin diadakan seminggu sekali. Di kerajaan Amdesr, selain bertugas sebagai pemimpin kerajaan, seorang raja atau ratu berkewajiban pula mengajari rakyatnya ilmu-ilmu bermanfaat sehingga tak heran, kerajaan Amdesr dengan negeri-negeri kecilnya menjadi negeri indah yang damai dan sejahtera. Rakyat-rakyatnya cerdas. Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat. Kerajaan Amdesr menjadi pusat peradaban didunianya.

Tiba pada suatu waktu dalam kunjungan pengajaran ke negeri Lawa hari itu, ratu memerlukan pensil. Lalu, mengacunglah satu tangan. Seorang pembesar berkata, "Yang mulia ratu, saya punya pensil, tapi belum diraut." Ratu Reveuril yang memang lebih suka mendekatkan diri dengan rakyatnya lewat cara seperti itupun tersenyum. "Ah ya Trupa. Tidak apa-apa. tapi pensilmu itu masih ada ujung yang dipakai untuk menulis bukan?" "Ya, yang mulia." jawab pembesar Trupa. Ia beranjak dari tempat duduknya dan menyerahkan sebatang pensil pada ratu Reveuril. Saat melihat pensil yang diberikan pembesar Trupa, meledaklah tawa sang ratu. "Truupaaaa! Bagaimana caranya aku menulis jika pensilmu datar begini??" Seru sang ratu disambung gelaknya dan seluruh pembesar negeri yang hadir.

Ternyata, pembesar Trupa menyerahkan pensil yang baru saja dibelinya dipasar. Masih datar, belum pernah diraut dan tak bisa dipakai menulis. Ratu Reveuril yang terkenal adil dan sangat dekat dengan rakyatnya itu tergelak sampai lama sambil menatap ujung pensil datar milik pembesar Trupa. "Oh Trupa, saat kau bilang pensilmu belum diraut, aku kira, ujung pensilmu hanya tumpul. Tumpul dan masih bisa dipakai menulis. Aku tak mengira kau memberiku pensil yang baru saja kau beli." kata ratu Reveuril sambil mengusap airmatanya. pembesar Trupa  ikut tertawa, menertawakan kesalahpahaman antara dirinya dan ratu Reveuril.

No comments:

Post a Comment