31 October 2010

Cinta dan Bencana

Apa artinya malam mingguuu..
Bagi orang yang tidak mampuuu..

Yahaa! Masih terngiang ditelingaku, bisik cintamuuu..
Oalah, dangdutan lagi!
Fyi, aku ketagihan menyanyikan dua bait lagu bercetak miring diatas. Ketahuan suka dangdutan!! Hahaha. Tidak juga. Ini semua gara-gara tadi, dijalan, pas pulang ngisi ulang galon, aku melihat segerombolan, dua gerombol, tiga, nnngg, banyak gerombol orang di tugu Digulis Universitas Tanjungpura. Salah satu gerombol, yang paling besar, berkumpul dekat lampu merah sambil bernyanyi apa artinya malam mingguuuu.. bagi orang yang tidak mampu... Ada juga yang kelihatannya menari, tapi sekilas kaya kera sakti loncat-loncat tak karuan.

Buset! Motor yang kukendarai oleng kiri kanan. Bukan mau ikut goyang, tapi memang goyang-goyang karena aku tertawa tertahan sambil menoleh ke belakang.
" Kok dangdut sihh!!?" pekikku.
"Entahlah!!!!" Jawab adikku.

Dan sampai sekarang, kejadian tadi masih lekat, terbayang-bayang dan terngiang-ngiang. Bukan karena lagu dangdut atau tarian kera saktinya. Lebih karena tujuan mereka bergerombol lalu menyanyi dangdut dan menarikan tarian kera sakti itu. Kawan-kawan, mereka sedang melakukan kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana. Yaa. Mereka , anak-anak muda itu lebih memilih mengumpulkan bantuan ketimbang gempet-gempetan nonton konser. Padahal malam ini ada band KOTAK tampil di Pontianak. Bangga!! Aku bangga melihat mereka.

Kepedulian terhadap sesama. Mungkin itu yang ingin Allah munculkan dihati kita, makhluk-Nya, sehingga ia berikan bencana-bencana. Mungkin selama ini, hati-hati kita sudah tak selembut dulu. Perlu sesuatu untuk melembutkannya kembali, untuk membuatnya sensitif, untuk membuatnya peduli. Apalagi selain bencana. Lihatlah apa yang terjadi ketika bencana datang. Semua sigap memberi bantuan. Yang tak bisa memberi harta, disumbanglah tenaga. Yang tak punya tenaga, dipersembahkanlah doa. Semua bahu membahu, saling tolong. Tak peduli besar kecil, tua muda. Tak peduli suku maupun agama. Semuanya bergerak sama-sama. Indah! Terlihat indah. Kapan lagi keindahan yang begitu menyentuh ini ada selain ketika ada bencana.

Yaa. Selalu ada pelajaran dari setiap kejadian. Dan inilah  pelajaran dari bencana yang telah terjadi. Cinta yang indah telah terbentuk sedemikian rupa. Bencana ini memunculkan cinta. Cinta memunculkan peduli. Semoga saja, cinta ini tetap ada tanpa harus ada bencana lagi. Amiiinn.

Buat teman-teman didaerah bencana, bersabarlah. Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya.
Buat teman-teman pejuang yang telah, sedang dan akan menggalangkan dana, selamat berjuang.

Damn, Aku Cinta..

Aduh! Disentil habis-habiasan pas nonton John Pantau hari ini. Baru sadar. Banyak hal sepele tentang Indonesia yang terlupakan. Malu! Mungkin karena otak yang lemah, tak terlalu bisa mengingat dengan baik, lupa dengan tanggal-tanggal penting negeri sendiri. Bukan cuma itu, isi sumpah pemuda saja sungsang, jungkir balik, terbalik-balik. Jadi ingat pas DJ Daniel tadi dites sama Aa' John (ayayay! Aku suka lelaki smart satu ini!). 

Isi sumpah pemuda versi DJ Daniel:
  1. Kami putra putri Indonesia dengan ini mengaku berdarah satu, darah Indonesia.
  2. Kami putra putri Indonesia dengan ini mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra putri Indonesia dengan ini mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Yahaha. Hampir benar setelah berusaha susah payah mengingat diiringi ujian celotehan-celotehan John yang buat konsentrasinya buyar!! Yang pertama paling lucu, masa iya ada isi sumpah pemuda berdarah satu, darah Indonesia!!! Belum lagi ada pak polisi yang dengan ngeyelnya dan dengan PDnya, ngomong didepan kamera, "Isi sumpah pemuda itu: Para pemuda harus bangkit, bangkit dari kemiskinan, beriman dan bertakwa serta ikhlas...!!!"

Olala bapaakk. Sejak kapan sumpah pemuda bertransformasi jadi pidato kampanye seperti itu!?! Aku?? Sama saja. Susah payah bongkar arsip dalam memori, tetap salah. "Bahh!! Ini pelajaran anak SD. Belasan tahun yang lalu belajarnya.Wajar saja lupa." Tetap ogah disalahkan!! Adakah kawan-kawan ingat isi Sumpah Pemuda yang dibuat tahun 1928 ini?? Kalau lupa, mungkin ada yang masih mau tahu dan berniat mengingat. Ini dia isi sumpah pemuda yang benar: 

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Lalu, soal bahasa. Mengaku sajalah aku disini, bahasa Indonesiaku bukanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aku juga agak bermasalah dengan Ejaan Yang Disempurnakan alias EYD. Risiko saja aku bilang Resiko. Oh maluu! Ini masalah dasar. AKU CINTA INDONESIA, tapi banyak hal kecil tentangnya yang tak kutahu. How come!?

Mungkin ini terjadi karena aku tak terlalu memusingkan hal-hal detil, hal-hal kecil seperti tanggal-tanggal penting, isi pembukaan UUD 1945, isi Pancasila, isi ini isi itu. Jangankan tanggal-tanggal penting Indonesia, bahkan tanggal ulangtahun saudaraku sendiri aku sering lupa!!! Bawaan memang tidak bisa mengingat dengan baik dan juga karena menurutku, untuk hal yang berhubungan dengan Indonesia, tak apalah aku tak ingat. Aku tunjukkan cintaku dengan cara lain. Tidak membuang sampah sembarangan dan menaati peraturan lalu lintas, misalnya. Keliatan sepele dan klise. Tapi itulah yang kulakukan. Aku buang sampah pada tempatnya. Aku patuhi aturan-aturan dijalan raya walaupun tak semua. Contoh pelanggaran: aku tak memakai helm standar ber-SNI. Ada alasannya! Aku pusing pakai helm itu. Besar, berat! Daripada aku keleyengan dijalan terus nabrak tugu, mendingan tak dipakai kan!? Haha. Yah. Aku rasa itu lebih berarti ketimbang aku menghafal kapan itu hari pahlawan dan hari bukan pahlawan! (Pembelaan diri dari orang yang susah menghafal. Hahaha)

Kalau masalah EYD, aku fikir biarkan sajalah dulu ketakbenaran berbahasaku ini. Yang penting aku menggunakan bahasa Indonesia, walaupun tak baik dan tak benar. Toh, untuk kehidupan sehari-hari  ini. Ya sudahlah. Diaminin saja yaa. :)


Berburu Dini Hari

Buset!! Apa yang diburu sih?? Rencananya mau memburu cowok-cowok peri yang ganteng dihutan depan sana. Hujan! Tak jadilah. Ganti mangsa. Berburu sepiring nasi sekarang. Lirik jam, pukul 02:24 pagi. Suara piring beradu dengan sendok, klentang-klenting, diiringi syahdu titik-titik hujan diluar sana. Ohh.. Mistisnyaa. Ups!

Yaa. Beginilah. Begadang sampai sedini ini untuk berburu. Berburu info, berburu artikel, berburu banyak hal yang nantinya akan digunakan sebagai bekal ketika berjalan menuju tanah impian. Masih jauh tanah impian itu. Tanah yang menjanjikan banyak hal. Kapan bisa sampai?? Itu pertanyaan yang selalu ada. Bisakah aku kesana?? Ini pertanyaan yang paling menohok! Karena akan ada dua jawaban yang berakhir dengan sesuatu yang "sangat". Kebahagiaan yang sangat atau kekecewaan yang sangat. Tapi pilihan jawaban itu ada ditanganku sendiri. Tak lupa juga dengan peran Sang Penguasa Segala. Aku dengan usahaku dan Dia dengan ridha-Nya. Tapi aku percaya, Ia meridhai setiap keinginan baik. Bukankah keinginanku ini baik?!

Perburuan ini memang belum terlihat ujungnya. Ketika kemarin satu mangsa kulepas begitu saja, beberapa  waktu setelahnya kutemukan mangsa baru. Ahh. Pas dengan segala kriteriaku. Mangsa yang indah. Aku harus berusaha keras mendapatkannya. Dan dinihari ini adalah salah satu diantara dinihari-dinihari usahaku. Masih jauh. Masih jauh. Tapi aku tetap berjalan. Mudahkan jalanku ya Rabbi.

Perburuan ini, perburuan seorang pemudi pelosok negeri yang ingin melakukan sesuatu untuk Indonesia, tanah airnya. Bukanlah sesuatu yang besar, kawan. Kecil saja. Baru usaha. Karena hanya itu sajalah yang bisa kuperbuat untuknya sekarang. Lalu, bagaimana denganmu kawan? Apa yang telah dan akan kau lakukan untuknya? Apapun itu, mari kita beri yang terbaik untuk Indonesia.

Selamat bermimpi.
Selamat berburu.
Selamat berlari.
Selamat hari sumpah pemuda!!
MERDEKA!!


INDONESIA TANAH AIR BETA

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja-puja bangsa

Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung dihari tua
Sampai akhir menutup mata

27 October 2010

Selamat Jalan Mbah Maridjan

Kemarin dan hari ini Indonesia kembali heboh. Semua mata tertuju pada Yogyakarta. Semua telinga terpasang rapi menangkap kata-kata dalam berita. Bencana datang untuk kesekian kalinya. Setelah banjir di Wasior, Papua, Gempa dan Tsunami di Mentawai, Sumbar, sekarang giliran Gunung Merapi beraksi. Miris. Tiga bencana ini terjadi dalam satu bulan. Diberitakan dari Yogya, ribuan orang mengungsi, puluhan orang luka-luka dan terkena infeksi saluran pernafasan, 28 orang meninggal dunia. Salah satu korban adalah mbah Maridjan.

Mungkin udah terlalu tulisan tentang mbah Maridjan hari ini. Tak apalah kutulis juga. Ini adalah ungkapan rasa sayangku pada sang juru kunci Gunung Merapi. Aku sayang mbah Maridjan? Iya. Memangnya kenal? Tidak. Hanya tahu saja. Kenapa bisa sayang? Ada beberapa hal yang buat rasa sayangku pada beliau timbul hari ini.

Raden Ngabehi Suraksohargo atau Mbah Maridjan dikenal luas sejak tahun 2006 lalu, ketika Merapi dikabarkan akan meletus. Beliau kekeuh tak mau dievakuasi pada waktu itu walaupun telah dibujuk langsung oleh Sultan HB X. Beliau ogah mengungsi karena cinta pada tempat itu. Beliau tak mau meninggalkan Merapi karena ingin memegang janji yang telah dibuat, dulu, ketika Sultan HB IX mengangkatnya menjadi juru kunci Gunung Merapi. Kecintaan, kesetiaan dan teguh pada janji, itu yang membuatku luluh.

Nama mbah Maridjan makin terkenal ketika beliau menjadi bintang iklan sebuah produk. Tenar dan banyak duit. Saking tenarnya, pemerintah Jerman mengundang beliau ke Jerman untuk menyaksikan pembukaan piala dunia 2006. Lalu, apakah beliau berubah? Tidak. Beliau tetap orang Kinahrejo yang sederhana. Rejeki yang didapat ia sumbangkan untuk pembangunan masjid dan gereja, disumbangkan untuk  orang-orang miskin disekitarnya. Undangan ke Jerman pun beliau tolak. "Kalau saya ke Jerman, siapa yang mencari rumput sapi saya." Kalimat itu membuat rasa sayangku mengalir bagai jeram. Kesederhanaan, kebersahajaan, kepolosan orang desa, itu yang membuat rasaku makin kuat.

Aku memang tidak pernah bertemu beliau. Aku hanya membaca artikel-artikel tentangnya diinternet. Tapi rasa ini tetap ada. Rasa sayang seperti pada mbah kakungku sendiri. Selamat jalan mbah. Semoga pintu sorga menunggumu. Semoga sahabat-sahabat "amal baik" menyambutmu. I do love you, mbah Maridjan.

Kita Tak Benar-benar Sendiri

"Our sun is one of a 100 billion stars in our galaxy. Our galaxy is one of billions of galaxies populating the universe. It would be the height of presumption to think that we are the only living thing in that enormous immensity"
-Wernher Von Braun-
  
Aku belum bisa menerjemahkan apa "sesuatu" yang aku rasakan saat membaca kata-kata diatas. Buncah. Takjub. Senang. Merasa kecil. Entah apalagi. Campur baur. Matahari hanyalah satu dari 100 miliar bintang digalaksi Bima Sakti, galaksi dimana bumi berada. Galaksi Bima Sakti hanyalah satu dari miliaran galaksi yang mendiami semesta. Sebuah praduga besar saat kita berfikir hanya kitalah makhluk yang hidup dialam raya yang luasnya tak terkira. 

Yaa. Mungkin kita tidak benar-benar sendiri. Ada banyak hal yang terjadi. Ada banyak bukti yang ditunjukkan. Ada banyak rahasia yang belum terungkap. Bahkan dibumi sendiri. Pernah dengar makhluk bernama Yeren?! Tinggi diperkirakan lebih dari 6 meter. Mirip kera ditutupi rambut merah, abu-abu atau hitam. Orang-orang melihat penampakan makhluk ini ratusan kali di wilayah pegunungan Shennongjia Cagar Alam, Heibei Cina. Ekspedisi dilakukan sejak tahun 1980, tapi sampai sekarang si Yeren seperti hilang, lenyap. Para pemburu tak bisa menemukannya. Mungkin Yeren telah menguasai ilmu dissapparate yang diajarkan Harry Potter dan menghilang ke galaksi Andromeda. Hoho.

Itu terjadi di bumi. Lalu bagaimana dengan galaksi Bima Sakti? Entah berapa persen galaksi yang dikenal juga dengan nama the Milky Way ini dijelajahi para astronot. Bisa saja, di Mars atau mungkin di planet lain penghuni Bimasakti yang belum terdeteksi para ilmuwan NASA, hidup para peri seperti di the Lord of the Rings. Lalu, bagaimana dengan miliaran galaksi lain yang bahkan belum tersentuh kaki-kaki para astronot yang mulia?? Adakah kehidupan lain disana?? Who knows?! Only God knows. Allah Maha Besar dengan segala Kuasa-Nya.
Makhluk luar angkasa ini lebih dikenal dengan alien. Alien, identik dengan makhluk jelek (ada juga yang ganteng sih), cerdas, punya semacam kekuatan aneh (Ki Joko Bodo berguru kesini kali ya?) dan suka membunuh (manusia). Benarkah?? Kalau difilm sih iya. Haha. Di dunia nyata?? Mungkin yang pernah ketemu alien bisa bantu jawab!! 

Banyak teori seputar kemunculan atau kunjungan alien kebumi. Salah satunya Ancient Astronauts Theory atau Teori Astronot Zaman Kuno. Teori ini bilang kalau alien, dulu sekali, pernah mengunjungi nenek moyang kita. Untuk lebih jelas, mungkin kawan bisa ngubek-ngubek info dari mbah atau kakek masing-masing. Haha. Ngaco lagi!! Lanjut. Banyak bukti yang ditunjukkan oleh peneliti-peneliti pencetus teori ini. Click halaman berikut ini, ini, ini dan ini untuk info lebih lanjut.

Itu beberapa pages yang udah aku aku baca. Masih banyak artikel-artikel lain yang menyajikan bukti-bukti Teori Astronot Zaman Kuno. Buat kawan-kawan yang punya info page atau situs dengan bukti adanya hubungan alien dan nenek moyang kita dulu, atau artikel tentang kehidupan selain dibumi, plis share di komen.

Memang masih banyak rahasia tentang alam raya dan segala isinya yang mungkin tak akan terungkap selama-lamanya. Buatku, tak jadi masalah. Hidup ini perlu rahasia. Yang terpenting adalah bahwa semua yang ada dialam raya ini ada karena Kuasa Sang Pencipta Yang Sungguh Amat Sangat Luar Biasa. Adanya rahasia-rahasia alam raya bisa kita jadikan renungan, betapa kecilnya kita dihadapan Sang Penguasa Jagad. Banyak hal yang belum dan tidak kita ketahui. Banyak pertanyaan yang tidak akan kita temui jawabannya. Kita tak sepintar yang kita kira. So, jangan sombong yaa. :)

25 October 2010

JJS-Macet-Global Warming-Kendaraan Impian

Postingan kali ada sangkutan dengan pengalamanku tadi sore. Melongok sebentar keluar rumah. Cuaca bagus. Asik nih kalau JJS. Dan JJS lah aku, berdua dengan adikku. Maksud hati mau senang-senang, nyantai, asoi geboi menikmati sore dikota khatulistiwa, malah pegal, kejebak macet. Yang jadi masalah bukan mesti nunggu seberapa lamanya. Hanya saja, nafasku megap-megap gara-gara udara mengandung CO2 melayang-layang memenuhi langit. Sesak!!!

Pontianak makin sesak. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor tidak dibarengi peningkatan jumlah atau luas ruas jalan. Alhasil, MACET!! Tapi, tetap saja aku sedikit mengerutkan kening melihat jumlah kendaraan bermotor di Pontianak. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor, semakin banyak udara bergas CO2 mengungkung, semakin megap-megap bumiku.

Bolongan-bolongan diatmosfer katanya makin banyak dan lebar. Gara-gara ini, bumiku mengeluh. Ia memanas. Global warming melanda. Aku mengeluh. Semua mengeluh. Hidup dibumi sekarang seperti hidup dibui. Gerah!!

Harus ada perubahan. Ahh, merubah bumi menjadi adem kaya dulu lagi sepertinya agak susah. Biarlah. Coba saja. Aku mungkin bisa mengurangi bolongan-bolongan atmosfer ini dengan kendaraan-kendaraan impianku. Kendaraan tanpa CO2. Kendaraan yang sangat mungkin dan akan kuusahakan dengan kuat agar bisa jadi milikku.

1. Curricle
Ini kendaraan para bangsawan Inggris. Bisa untuk berdua. Sebenarnya ada satu lagi kereta yg lebih besar dari ini, berdinding dan beratap, namanya Phaeton. Gambarnya nanti ku unggah. Sinyal modemku ngap-ngap tak karuan malam ini. Agak susah.

Ini kereta biasa. Rakyat non-bangsawan di Inggris pakai kendaraan ini. Looks so cool!! Tambah cool karena ini kendaraan di the Lord of The Rings.

2. Sepeda Lipat
Yeah. Kalau curricle atau kereta kuda agak susah terealisasi. Mungkin, bukan mungkin,  pasti, ini akan jadi kendaraan yang sering kupakai nanti untuk mobile kemana-mana. Pergi kerja, jalan-jalan sekalian olahraga, kerumah teman, ke semua tempat yg possible dijangkau. Sekarang juga mau, but no money. Harus nabung dulu!!

3.  Perahu
Aku, bisa dibilang orang yang tergila-gila dengan angkutan sungai. Walaupun perahu ini menggunakan mesin dan ikut andil memperbanyak gas CO2 diudara, tak apalah karena akan jarang kupakai. Perahu ini akan kupakai ketika pergi ketempat jauh saja. Pergi beli ikan ke Pasar Laut di Nanga Pinoh atau berkunjung, numpang makan kerumah Cumi dan Gemi, kalau mereka punya rumah dekat sungai. I hope so!
Pengalaman indah masa kecil hidup beberapa hari diatas kapal seperti ini membuatku ingin, ingin, dan ingin sekali, nanti, punya kapal ini. Hidup diatasnya berbulan-bulan. Berkelana menyusuri sungai dan mungkin lautan. Membayangkannya saja ingin menangis aku. Sennaanngg. Berharap  nanti punya suami yang lebih suka hidup di alam bebas ketimbang ongkang-ongkang kaki dirumah. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn!!!

Dulu, waktu SMP dan SMA, kalau marah, BT dan segala macam, aku melarikan diri ke sungai. Duduk dilanting dengan kaki terjulur kedalam air selama berjam-jam, membuatku tenang, damai. Makanya, ingin punya perahu ini. Aku bisa jalan-jalan sendiri tanpa polusi dan macet. Aku bisa mancing. Aku bisa baca buku sore-sore ditengah sungai. Aku bisa nulis dan cari inspirasi diatas sungai. Yang ini, mesti punya.

Itulah pengalaman, perencanaan usaha, kugabung dengan impianku. Pengalamanku merasakan sesaknya bumi. Ungkapan cintaku pada bumi yang hampir sekarat lewat usaha-usaha penyelamatan kecil yang mungkin tak akan terlalu berguna. Impian-impian masa depanku. My dreams. Dreams of a stupiddreamer.

23 October 2010

Adi dan Jawaban Tes

Ini tentang adik bungsuku, Adi namanya, anak kelas 2 SD. Ceritanya, tadi dapat laporan hasil ulangan Adi dari Dudush. IPS - 60,  PPKN - 70, AGAMA - 80, IPA - 80, MATEMATIKA - 90, BAHASA INDONESIA - 90. Lumayanlah. Kalau dilihat dari nilai-nilainya sih, digadang-gadang bakal masuk IPA nih.  Tapi, lihatlah dulu bagaimana adik bungsuku ini menjawab soal ulangannya.

IPA

Soal - Daun pisang berwarna ..............
Adi menjawab - KUNING!! 

BAHASA INDONESIA
Soal - Anak yang tidak sombong banyak ............
Adi menjawab - MUSUH

PPKN
Soal - Jika temanmu sakit, tindakanmu adalah ............
Adi menjawab - MENDIAMKANNYA

Soal - Suka menolong orang lain adalah perbuatan..............
Adi menjawab - TERCELA

Aku mencoba menganalis karakter adik bungsuku ini dilihat dari jawaban-jawaban tesnya. Inilah hasilnya:
  1. Adi adalah anak yang jauh melihat masa depan. Bisa dilihat dari jawaban pada tes IPA-nya. Ketika ditanya apa warna daun pisang, Adi menjawab kuning. Ia tidak menjawab hijau, warna daun pisang yang masih muda dan segar, tapi menjawab kuning, warna daun pisang yang sudah tua dan layu. Ia melompati fase masa muda si daun pisang dan melompat jauh kemasa depan ketika si daun pisang telah tua.
  2. Adi adalah anak yang tidak suka meniru. Lihatlah jawaban pada tes Bahasa Indonesianya. Menurut Adi, orang yang suka menolong biasanya "punya banyak musuh" bukan "punya banyak teman".Adi tidak mau meniru teman-temannya yang rata-rata menjawab "punya banyak teman".
  3. Adi adalah anak yang jujur. Cobalah fikir kawan, betapa jujur adik bungsuku ini. Biasanya, orang-orang akan memilih apa yang "seharusnya" dilakukan ketika menjawab tes-tes PPKN. Tapi Adi memilih apa yang "memang ia lakukan". Ketika temannya sakit, Adi memang mendiamkannya. Jujur bukan??
  4. Adi adalah anak yang polos. Belum tahu apa-apa. Dia bahkan tidak mengerti arti "TERCELA". Makanya dia bilang suka menolong adalah perbuatan tercela.
Ahh.
Betapa bangganya aku membaca hasil analisaku ini. Adikk bungsuku memang super. Akan selalu ada karakter-karakter super dalam dirinya. Aku membayangkan, belasan tahun yang akan datang, dia akan mencetuskan teori "Manusia adalah hasil evolusi dari serangga"!! Karakter "kritis" dan "pemikir" telah muncul.

    20 October 2010

    Ada Pelangi Pakai Batik

    I was working on my paper.
    Dudush, panggilan sayang untuk adik pertamaku, sms.

    Dudush - Kak, coba pantau langit. Ada pemandangan bagak. Difoto am.
    Aku - Pemandangan apai?
    Dudush - Ada pelangi ditengah matahari. Pantau am.
    Aku - Ngamik kacamata lo.
    Dudush - Dah dipantau pan?
    Aku - (liat langit tengah hari. Ngintip-ngintip matahari. Silau. Kacamatanya kurang item nih. Melongokkan pandangan kesetiap sudut langit. Ada mendung disebelah barat. Matahari juga agak kelabu. Bagian lain masih biru cerah, silau men! Adapun sang pelangi yang katanya adikku ada ditengah matahari, tak tahulah entah dimana. Dia bohong kali!!)
    Dudus - Ia pakai batik.
    Aku - Haaa??? (Surprise!! Ada pelangi pakai batik?!! Aku yang gila atau penyakit saraf adikku kambuh??)
    Dudush - Ishh. Keren e Agnes!!!
    Aku - ?????????


    Inilah cerita tentang dua bersaudara yang kebanyakan ngemil Aspirin. Efek samping Aspirin: menyebabkan otak rada lemot dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mohon dimaklumi.

    Mengejar Mimpi Gila

    Aku - Gem, kalo mau ngirim surat sehari sampai pake apa y??
    Gemi - DAMRI atau TIKI. Tapi Lebih aman TIKI.
    Aku - No! Ke Jakarta ini.
    Gemi - Pake e-mail ja.
    Aku - Tak bisa pake e-mail.
    Gemi - Kok tak bisa? Nak ngelamar kerja kah?
    Aku - Bukan! Hanya sedang berusaha mengejar mimpi gila!!!
    Gemi - Kejarlah mimpi-mimpi gila tu sampai dapat.
    Aku - Ok. Thank you.
    Gemi - Apa sih mimpi gila e?
    Aku - Rahasia. You'll know it later.
    Gemi - Jangan-jangan kau nak ngelamar di Trans TV. Ayayayaa.. Jangan-jangan..

    Ahh. Sedang semangat-semangatnya mengejar mimpi. Walaupun banyak yang mesti digenahkan. Mudah-mudahan saja THE POWER OF KEPEPET bisa membantu. Mudah-mudahan saja apa yang dikatakan Gemi benar. Semesta akan berkonspirasi, melakukan sesuatu untuk kami berdua, membuat impian-impian kami jadi nyata. Let's dream our dream, live them and never stop before the dreams come true.

    Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. (Andrea Hirata)

    18 October 2010

    Hujan, Menarilah





    Melompatlah dari singgasana langit
    Kaki-kaki kecil menghentak permadani hijau, cokelat, biru
    Bumi..

    Kaki-kaki mungil menari cepat
    Menari dengan tertawa
    Wajah tengadah
    Tangan terentang
    Menari..
    Menarilah..

    Dewa air memetik harpa
    Terkadang lembut
    Berdesir..
    Terkadang liar
    Bergetar..

    Selingan genderang Dewa perang berguruh
    Guntur gemeluntur
    Bukan..
    Bukan ingin berperang..
    Sang Dewa ingin ikut bergembira

    Cahaya-cahaya lampu Tuhan berkelap
    Menyorot dari jauh
    Dewa angin menghela nafas
    Kagum..
    "Indah nian dekorasi panggung hari ini.." Fikirnya..
    Helaan nafasnya meniup-niup rambut Dewa dunia dan anak-anaknya

    Hujan, menarilah..
    Aku juga ingin menari bersamamu dan Dewa-dewa.

    Kampungku Sayang Kampungku Malang

    Kemarin..
    Cumi sms.
    "Ka.. Hari Jumat kemaren aku ke Kedupai!"

    Kedupai!? BUSET!!
    Kangen menyerang tiba-tiba. Kenangan-kenangan masa kecil menyeruak tumpah ruah. Sampai berlinang airmataku. Kedupai!! Kampungku. Rumah masa kecilku. Tempatku selalu berbahagia dalm rengkuhan hutan dan sungai. Tempatku bermain, kalah lalu menangis. Tempatku berlarian, memanjat, berenang dan hanyut. Tempatku berkejaran dengan kelasi, melempar tupai, mengintip anak burung layang-layang, meneriaki pipit, mengolok rusa yang sakit kepala. Tempatku bermain kasti dengan bola keras dari kumpulan kertas-kertas dibungkus plastik kresek hitam lalu diikat karet gelang yang kalau terkena, sakitlah badan. Tempatku mandi hujan sampai menggigil kedinginan. Tempatku bersepeda dan menangkap belalang, sampai kulitku hitam. Tempat dimana ketika aku mengenangnya, terkenang pula bapakku!!!

     "Hahh. My Beloved lil' village. How was it? Masih hijaukah? Masih ramahkah? Masih baikhatikah? Aku kangen!" Begitu balasku. Cumi menjawab singkat, "Panas tau!!"

    Mengertilah aku. Kedupaiku telah berubah sejak kutinggalkan dan makin berubah saja sekarang. "Aku benci dengan orang-orang yang telah mengubahnya!!" Aku membalas, pedih. 

    Ahh. Pedih hatiku mendengarnya. Ia sakit dan aku merasakannya. Betapa ia sangat berarti untukku. Ia rumahku. Ia Negeri Musim Semiku. Walau tak pernah sekalipun musim semi yang rupawan itu menyapanya. Ialah Negeri Musim Semiku yang sebenarnya. Negeri Musim Semi yang telah ada dihatiku, sejak dulu. Ia jiwaku. Memang sakit hatiku ketika tahu ia tak seperti dulu. Jauh berubah ketika makhluk tak tahu diri bernama Kapitalis datang berkunjung, tak mau pulang. Awalnya pura-pura menjadi orang baik yang siap menolong, sekarang ketahuan belangnya. Hanya ingin memanfaatkan saja. Setelah habis manis, sepah dibuang!! Aku benci Kapitalis!!

    Ahh.
    Aku ingin Kedupaiku yang dulu.
    Hijau, ramah, sederhana.
    Peduli dan penuh kekeluargaan.
    Aku rindu dirinya.
    Yaa..
    Aku merindukan kampungku.
    Kampungku sayang Kampungku malang.

    16 October 2010

    Home Sweet Home



    Inilah rumahku...
    Hijau, cokelat, merah, kuning, ungu
    Putih, biru, pink
    Ratusan warna

    Inilah rumahku...
    Tanah, hutan, sungai
    Bebatuan, pohon, air dan bunga
    Langit, bintang, bulan dan matahari
    Angin juga awan

    Inilah rumahku...
    Tempatku bermain dan bergembira
    Bernyanyi, menari, dan bermain musik
    Berlarian dan memanjat
    Berenang dan melompat
    Tempatku belajar dan berfikir
    Hidup dan bernafas

    Inilah rumahku
    Hangat..
    Cerah dan terang..
    Sejuk dan damai
    Indah


    Rumahku
    Di Negeri Musim Semi
    My home
    Home sweet home

    15 October 2010

    Berlayar ke Afrika Pake Kapal Barang

    I love traveling a lot. Ya, I love visiting new places. Kataku, I love traveling, tapi aku jarang bisa jalan kemana-mana. Bahh!! Benar-benar menyedihkan! Tapi, biarlah. Tetap aja kataku,  "I love traveling!!" Ngemeng-ngemeng tentang Afrika, benua orang-orang berras Negroid itu memang jadi salah satu targetku untuk bertravel ria. Disana alamnya masih asli. Banyak binatang buas. Banyak kehidupan yang jauh dari perkotaan yang hingar bingar dan modern. Kehidupan yang menyatu penuh dengan alam. Aku suka dan aku tergila-gila dengan Afrika. Sore tadi, tak pernah kubayangkan sebelumnya, aku diajak seseorang berlayar ke Afrika. Orang itu, anak kecil berumur 7 atau 8 tahun, anak kelas 4 SD, muridku. Dede namanya. Awal cerita, kita saling cerita cita-cita masing-masing. Sampai tiba2 muncullah kata petualangan dan Afrika.

    Dede - Dede suka petualangan, Miss.
    Aku - Wuihh. Miss juga suka petualangan, De. Emang Dede mau berpetualang kemana?
    Dede - Afrika, Miss.
    Aku - (seperti normalnya orang ekspresif berseru gembira) Sama De. Kita berdua bisa jalan-jalan ke Afrika sama2 lah.
    Dede - Iya, Miss. Nanti Dede bawa Miss ke Afrika. Kita berlayar pakai kapal ayah Dede.
    Aku - (melongo sejenak. "Berlayar? ke Afrika? Pakai kapal ayahnya? Kapal ayahnya Dede kan kapal barang??!!") O..ohh iya De. Kita berlayar ke Afrika pake kapal. Sama-sama..
    Dede - Berapa hari sampainya ya Miss??
    Aku - Bukan hari Dee... Bulan. Kita nyampai Afrika dalm waktu sebulan atau lebih.
    Dede - Lama ya Miss..
    Aku - (dalam hati, "Yaeyalaahh. Afrika kan jauuhhh.")
    Dede - Kita mesti bawa solar banyak-banyak dari sini, Miss. Bla bla bla... Bli bli blii..
    Aku - Iya. Blo blo blo.. Ble ble ble..

    Kalo dua orang pemimpi yang punya mimpi sama ketemu dan ngobrol, obrolannya ga perlu ditulis semua deh. Bakal panjang. Apalagi kalo orang-orang itu punya mimpi yang aneh seaneh-aneh alaihim. Seperti Berlayar ke Afrika Pake Kapal Barang. LOL. Tapi jangan liat seperti apa mimpinya kawan, tapi liat siapa yang bermimpi. Anak sekecil Dede udah punya mimpi kaya gitu nunjukin kalo dia udah punya tujuan untuk masa depannya. Dia udah tau hidupnya mau dibawa kemana. Ga perlu bingung lagi kaya Armada (mau dibawa kemanaaaaa???). Mimpi buat hidup luar biasa. Lagian, anak ini kreatif. Liat aja mimpinya kreatif gitu. Walopun dia belum tahu kalo Berlayar ke Afrika Pake Kapal Barang itu bisa buat dia ga bisa jalan tegak sesampainya di Afrika!!!

    Anak Itu Pasti Aang!!

    Dengar nama Aang, jadi ingat film kartun favorit. Dulu, bela-belain bangun pagi biar bisa liat anak kecil yang berumur ratusan tahun, botak dan bisa terbang. Dengar nama Aang, jadi ingat juga sama muridku, anak kelas 8 SMP. Namanya Fais. Kok bisa? Jadi... begini ceritanya...

    Sore, di kantor Primagama...
    Fais laporan tentang nilai mid-term Bahasa Inggrisnya..

    Fais - Miss, Nilai mid bahasa Inggris saya cuma 92.
    Aku - Wow!! Awesome!! I bet you got the highest score!!
    Fais - No, Miss. Cuma peringkat ketiga. Yang peringkat 1 dapat nilai 100.
    Aku - Woww!!
    Fais - Padahal target saya dapat nilai 100 untuk Bahasa Inggris, Fisika dan Biologi. Tapi ga tercapai, Miss. Fisika cuma dapat 95.
    Aku - It's Ok! (dalam hati, "Dapat 95 dibilang cuma??!ckck."). Trus nilai tertinggi Fisika berapa?
    Fais - 100, Miss. Orang yang sama juga.
    Aku - (diam sambil mikir "Anak itu pasti Aang!! Bodi anak2 padahal udah tuwir!! Makanya dia dapat 100 semua mata pelajaran. Duluuuu.. dia udah pernah belajar materi itu siihh... Yaaa! Anak itu pasti Aang!!" Aku mengangguk sambil tersenyum bangga. Bangga dengan hasil analisisku yang ga pernah jauh dari sotoy!!")

    13 October 2010

    Aku Versus Printer

    Printerku rusak. Kalau barang2 sepenting itu rusak, moodku jadi jelek. Esmonian. Aku marah. Marah sama printer. Diandaikan saja, adegan marah2ku ini difilmkan. Aku mereka2 adegan2 terkeren. Hasil rekaanku kaya gini:


    ADEGAN 1

    Aku - OIIIIIII!!! PRINTEERRRR!!! (nendang printer kuat2)!! NGAPE KAU ROSAKK TERROOSSS HAAAAA!!?????
    Printer -(diam)
    Aku - OIIIIIIIII PRINTEERRRRR!!!! (nendang lebih kuat!)!! KAU BISU KE APEEEEE!!!????
    Printer -(masih diam)
    Aku - WOOOOOIIIIII!!!! KAU CAREK MATI KEE APEEEEE!!!????
    AKU NI NGOMONG DENGAN KAUUUU!!!!!(nendang!)
    KAU PUNYE MULOT KE TADAAKKK!!!!!
    (nendang printer sampai darahnya ngalir2!!)
    WOOOOIIIIIII!!!
    (nendang sambil mikir, "nyaman kau sampai itam darah kau kubantai??!!")
    KUBUNOHHH KAUUUUU!!!!!! (nendang)
    JANGAN NAK MAEN2 DENGAN AKUUUUU!!!!! (nendang lagi)
    HAAAAAAAAAAAAA!!!!(tendang!)
    HEEEHHHHHHHH!!!!(tendang lagi)
    IHHHHHH!!! (tendang!)
    (tendang lagi, lagi, tendang, tendang terus, terus, lagi, lagi, lagi..
    tendang lagiii, tendangg..)
    (Akhirnya aku pingsan kecapean!!)

    TAMAT



     
    ADEGAN 2

    Aku  - OIIII PRINTEEEEEEEERRRRRR!!!! ( nendang printer kuat2!!)
    Printer - APPPPEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!???
    Aku  - (ternganga beberapa detik, kemudian pingsan!!!KAGET!!!)


    TAMAT




    ADEGAN 3
    Aku - OOIIIIIIIIIIIII!!!!! (nendang kuat2!)
    Printer - (balas nendang kaya pemain Belanda nendang pemain Spanyol pas final WORLD CUP 2010!!)
    Aku - (pingsan kena tendang!!)


    TAMAT



    Karena semua adegan berakhir tragis dan adegannya juga sadistis, cerita hidupku yang pahit ini tidak jadi difilmkan.

    7 October 2010

    TOP 10 FRIENDS

    Inilah 10 teman terbaik versi Spring Magazine (red. : Majalah resmi di Negeri Musim Semi) berikut analisis kelebihan dan kekurangannya. Untuk dicatat, sistem peringkat tidak dipakai. Dengan kata lain, orang yang ada di nomor 1 tidak berarti dia adalah yang terbaik. Sekian dan terimakasih. Selamat membaca.

    1. Gemi a.k.a Mama Loreng

    Kelebihan :
    Bisa ngabisin banyak makanan.

    Kekurangan :
    Suka ma co ga ganteng!!!





    2. Rendi a.k.a Kakek








     Kelebihan :
    Bisa jalan tanpa sandal.

     Kekurangan :
    Tergila2 ma Mpok Nori dan Laila Sari!!











    3. Ayu a.k.a Ujang


     Kelebihan:
    Punya tampang kaya artis (baca: Ivan Gunawan!)
    Kekurangan:
    Gara2 tampang kaya artis, sering ngaku2 artis!


    4. Onel a.k.a Uju

     Kelebihan: 
     Seperti yang terlihat difoto, cowok satu ini jago nari balet!!

    Kekurangan:
    Tidak bisa membuat jus yang enak!

    5. Rahmi a.k.a Cumcum

     





    Kelebihan : 
    Tidak bisa diculik.
    Kekurangan :
    Kurang galak!


    6. Dika a.k.a Mbah
     Kelebihan:
    Bisa makan apa saja.

    Kekurangan:
    Kurang ganteng!!


    7. Jake Monrean a.k.a Blonde Boy


    Kelebihan:
    His blond (brown?) hair is so cute! I love it.
    Baik.
    Pintar.
    Kekurangan:
    Tak bise bahase Melayu Pontianak!!





    8. Herman a.k.a Bapak

    Kelebihan:
    Tahan bersepeda panas-panas.
    Kekurangan:
     Tidak mengerti bahasa Onta.

    9. Anto a.k.a Aki





    Kelebihan: 
    Bisa bawa 20 piring sekaligus.

    Kekurangan:
    Ga bisa ngeliat dan diliat dalam gelap!






    10. Fernando Torres a.k.a My Luph2 a.k.a TEMAN sehidup semati!!!



    Kelebihan: 
    PENCURI HEBAT!! Ia telah mencuri hatiku! Awww!

    Kekurangan:
    Terlalu ganteng!!


    Yup, itulah TOP 10 FRIENDS in my life yang resultnya diambil dari hasil polling yang saya buat sendiri, saya sebarkan sendiri, dan juga saya jawab sendiri. Terimakasih.

    5 October 2010

    Edensor..ohh..Edensor..


    .


    Tuh dia Edensor. Menurut artikel yang dengan susah payah aku terjemahin dari www.wikipedia.org, desa Edensor ini masuk wilayah Derbyshire, Inggris. Seperti biasa, sebuah wilayah dimiliki oleh Duke tertentu. Nah, wilayah Derbyshire dimiliki sepenuhnya oleh Duke of Devonshire. Rumah2 disini bagus2 Loh. Aku bahkan punya mimpi, nanti kalo punya rumah, desainnya nyontek dari rumah2 di Edensor ini. Kaya gini nih...












    Gambar diambil dari www.wikipedia.org

    So nice kan?? Ga cuma di Edensor sih yang rumahnya kaya gini. Tipikal rumah di Inggris, esp. didesanya ya ini nih. Berbatu2. Yang jadi pertanyaan, kalo aku mau buat rumah kaya gitu, aku mesti cari batu bata yang tahan rudal dimana???

    To be continue....

    Cerita Negeri Dongeng

    sinopsis:
    Ini cerita tentang Archelova yang tergila-gila dengan panah dan selalu berkhayal menjadi pemanah handal seperti dalam buku-buku dan film-film fiksi favoritnya. Hanya hayalan, karena Lova tak pernah bisa memanah dengan baik, bahkan untuk mendapatkan nilai E sekalipun. Nilai yang selalu ia dapatkan adalah F alias Fail. Gagal! Oleh karena itu, hayalannya ini selalu menjadi cemoohan Efhoza, sahabatnya yang juga punya hobi antik yaitu menciptakan alat2 berbasis teknologi. Disebut antik karena ciptaan-ciptaannya selalu berakhir dengan kegagalan!

    Suatu hari, Efhoza menciptakan sebuah kotak yang ia sebut X Box yang berfungsi sama dengan mesin waktu. Dan seperti biasa, Archelova menjadi pendamping (kalo tidak mau dsebut kelinci percobaan) Efhoza mencoba hasil penemuannya.
    “Berhenti menjadikanku kelinci percobaan, penemu gagal!!” teriak Archelova setengah marah saat Efhoza memaksanya masuk dalam kotak tersebut.
    “Ohh penghayal bodoh. Alatku ini lebih bagus dari panahmu itu. Berhenti meronta. Kita segera berangkat.” Jari-jari Efhoza dengan sigap menekan tombol2 yang tak begitu dimengerti Archelova. Ketika telunjuknya menekan tombol ENTER, Archelova yang masih bersungut dibelakangnya berteriak histeris atau lebih tepatnya panik ketakutan. Efhoza juga berteriak. Mereka tersedot dalam arus yang aneh yang gelap dan menyesakkan. Atmosfirnya aneh.
    Arus aneh itu dihentikan oleh sebuah pohon seukuran 10 pelukan orang dewasa. Archelova dan Efhoza terpental jatuh saat tubuh mereka menabrak pohon itu. Tempat yang aneh dengan pohon-pohon besar dimana-mana.
    ”Ohh kau kirim aku kemana, moron!!”teriak Archelova marah. Ia berdiri, menarik kerah baju Efhozaza, melotot dengan wajah merah menahan marah. Nafasnya tersengal. Tangan kanannya mengepal.
    Efhoza mengerutkan dahinya yang benjol sejenak. Mengeluarkan gaya khas sok innocent yang menyebalkan. Celingak-celinguk. ”aku juga tidak tau Lova. Tadi aku setting waktunya 100 tahun didepan. Kenapa jadi tempat ini? Atau mungkin kota kita akan berevolusi menjadi rimba berpohon raksasa 100 tahun kedepan, Lo...?” Oza menghentikan kalimatnya seketika saat bayangan-bayangan perak berkilauan berdesing sesenti dari telinganya. Dua anak panah menancap di pohon besar di depan mereka. Keduanya bertatapan. Serentak menoleh kebelakang, dan terbeliak menatap belasan bayangan perak berkilauan melesat menuju mereka.


    ”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!”


    NOTE:
    Satu lagi entrian copy-paste. Haha. Ini sebenarnya mau dibuat kaya cerpen atau novel kaya gitu. Tapi ya itulahh. Malasnya minta ampun. Mau mulai nulis susaahh.Yang di atas itu tu cuma sebagian adegan (kaya di felem ajah!!). Sinopsis?? Yap. Nyerempet2 kesitulah. Again, Thanks buat yang udah baca. Mau komen?? Sok atuuhh. Mau ngasi saran?? Ayoo. Mau ngritik?? GA BOLEHH!! haha

    My Sweet Sweet Lalaaa..

    Hari hampir gelap. Adzan maghrib mungkin akan berkumandang beberapa belas menit kemudian dimasjid kecil kampung itu. Di lingkungan bangunan sekolah yang didepannya terdapat pokok-pokok Akasia, aku, dua adikku dan beberapa temanku masih asyik bermain Tapok Kaleng. Sejenis permainan tradisional dimana ada seorang anak yang akan berusaha mencari anak-anak lain yang telah bersembunyi ditempat rahasia andalannya masing-masing. Kalau dinegeri para bule, permainan ini dikenal dengan istilah Hide and Seek.

    “Sepuluh..sembilaann..” ketika Ana yang menjadi penjaga mulai berhitung, terdengar teriakan dari rumahku yang hanya berjarak belasan meter dari sekolahan.
    “ Utaasssss.. Pulaannng. Udah sore. Maghrib sebentar lagi. “ suara bapakku.
    “Tujuh..enam..”
    Aku yang sedang memanjati pohon Akasia berteriak menjawab, “Sebentar lagiiiiii..” dan hoopp, aku meloncat naik dengan cepat kearah cabang berdaun rimbun. Aku tersenyum menang. Rimbunnya daun-daun Akasia membuat aku sulit ditemukan. Beberapa temanku telah keluar dari persembunyiannya. Sang penjaga berhasil menemukan mereka. Tiba-tiba, Ida, salah satu temanku berteriak tertahan.
    “Utaasss.. bapak.. bapaakk..”
    Aku menyibak dedaunan, melongok kearah rumah. Gawat!!! Bapakku datang dengan wajah marah, membawa ranting sebesar jempol kaki orang dewasa. Secepat kilat aku merosot turun dan berteriak memanggil adik-adikku yang masih bersembunyi.
    “Uuddd.. Agiiiiiiiiiiitttttt .. Cepppaaaaaaaaattttttt.. Ada bappppaaaaaaaaaakkkkkkk!!” teriakku panik sambil berlari keujung sekolahan, menjauhi rumah. Bapak ada 8 meter dibelakangku, berjalan tegas, menatap ku garang.
    “Uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..” kami bertiga lari, menghambur pulang.




    Heheheheheheheh.
    biarpun tulisan ancur lebuuurrr, kalau cerita tentang bapak, indah benar rasanya.
    Luvhyuuu syaiFuuulll, Paaaaakkkk.
    hohohoh.
    semoga kemuliaan selalu mendampingimu.
    semoga kasih sayang-Nya selalu ada untukmu.
    Ya Allah, ampunkan dosa dan khilaFnya.
    Balaslah kebaikan2 yg telah dilakukannya.
    bebaskan ia dari siksaan-Mu ya Allah.
    Muliakan ia.
    sayangi ia.
    sampaikn maap qu karena tak sempat membuatnya bahagia.
    sampaikan juga salam qu, katakan aq sangad mencintainya.
    Thanx Ya Rabbi.

    bwt bapak, "mwaahhh.. mwahhhhh"

    ^________^

    NOTE:
    Entri ini dicopy paste dari my facebook note. Biar isi blognya agak banyakan, ditambahin aja kesini. Hehehehe.. Lagian, ini bener2 sweet memoir yang susah dilupain. Sayang, ga ada foto ku waktu manjat2 yg bisa di attach. haha. But, its Oke lah.. Thanks ya udah baca.

    3 October 2010

    Karena Itulah Aku Cinta

    Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

    Kenapa?

    Tanya mereka di hari Nania mengantarkan undangan.
    Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
    Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!
    Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap.Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.
    Kamu pasti bercanda!
    Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.
    Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
    Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.
    Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!
    Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.
    Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
    Nania terkesima.
    Kenapa?
    Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
    Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!
    Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!
    Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.
    Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.
    Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.
    Tapi kenapa?
    Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa.
    Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
    Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!
    Cukup!
    Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?
    Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.
    Mereka akhirnya menikah.

    Setahun pernikahan.

    Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.
    Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.
    Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
    Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
    Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.
    Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!
    Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.
    Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
    Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
    Betul. Tapi dia juga tidak ganteng. Rafli juga pintar!
    Tidak sepintarmu, Nania.
    Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
    Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.
    Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.
    Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.
    Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.
    Ketika tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.
    Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik..
    Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.
    Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

    Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

    Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!

    Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

    Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
    Cantik ya? dan kaya!

    Tak imbang!

    Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

    Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

    Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

    Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

    Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

    Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

    Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.

    Baru pembukaan satu.
    Belum ada perubahan, Bu.
    Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

    Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

    Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

    Masih pembukaan dua, Pak!
    Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

    Bang?
    Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

    Dokter?

    Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

    Mungkin?
    Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
    Bagaimana jika terlambat?

    Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

    Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

    Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

    Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

    Pendarahan hebat!

    Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

    Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

    Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

    Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

    Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

    Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

    Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

    Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra..

    Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

    Nania, bangun, Cinta?
    Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

    Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

    Nania, bangun, Cinta?
    Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

    Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

    Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

    Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

    Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

    Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

    Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

    Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

    Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

    Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

    Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

    Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

    Baik banget suaminya!
    Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

    Nania beruntung!
    Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

    Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

    Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

    Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

    Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

    Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

    Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi
    sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

    Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.


    Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat.. Begitulah cinta. Aku harap dengan pernikahan ini kalian menjadi saling cinta dan mencintai lebih dari aku mencintai sahabatku ini. Untukmu yang telah menjadi seorang suami……dan untukmu yang telah menjadi seorang istri. Percayalah….bahwa Cinta itu akan menutupi segalanya

    CINTA KARENA DIA……



    SPECIAL NOTE:

    "Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Itulah bukti cinta Allah pada kita."

    Cerpen NN diatas pernah membuatku berfikir dalam tentang apa yang telah kudapat sampai hari ini. Cerpen diatas sampai sekarang membuatku mengerti, semua yang ada didunia ini fana. Bisa hilang, bisa mati, bisa berkurang. Hanya satu yang akan selalu ada. CINTA. Cinta dari-Nya, Cinta kepada-Nya dan Cinta karena-Nya.
    Buat yang baca,enjoy it. Buat NN yang sudah menulis cerpen diatas, terimaksih banyak.