5 October 2010

Cerita Negeri Dongeng

sinopsis:
Ini cerita tentang Archelova yang tergila-gila dengan panah dan selalu berkhayal menjadi pemanah handal seperti dalam buku-buku dan film-film fiksi favoritnya. Hanya hayalan, karena Lova tak pernah bisa memanah dengan baik, bahkan untuk mendapatkan nilai E sekalipun. Nilai yang selalu ia dapatkan adalah F alias Fail. Gagal! Oleh karena itu, hayalannya ini selalu menjadi cemoohan Efhoza, sahabatnya yang juga punya hobi antik yaitu menciptakan alat2 berbasis teknologi. Disebut antik karena ciptaan-ciptaannya selalu berakhir dengan kegagalan!

Suatu hari, Efhoza menciptakan sebuah kotak yang ia sebut X Box yang berfungsi sama dengan mesin waktu. Dan seperti biasa, Archelova menjadi pendamping (kalo tidak mau dsebut kelinci percobaan) Efhoza mencoba hasil penemuannya.
“Berhenti menjadikanku kelinci percobaan, penemu gagal!!” teriak Archelova setengah marah saat Efhoza memaksanya masuk dalam kotak tersebut.
“Ohh penghayal bodoh. Alatku ini lebih bagus dari panahmu itu. Berhenti meronta. Kita segera berangkat.” Jari-jari Efhoza dengan sigap menekan tombol2 yang tak begitu dimengerti Archelova. Ketika telunjuknya menekan tombol ENTER, Archelova yang masih bersungut dibelakangnya berteriak histeris atau lebih tepatnya panik ketakutan. Efhoza juga berteriak. Mereka tersedot dalam arus yang aneh yang gelap dan menyesakkan. Atmosfirnya aneh.
Arus aneh itu dihentikan oleh sebuah pohon seukuran 10 pelukan orang dewasa. Archelova dan Efhoza terpental jatuh saat tubuh mereka menabrak pohon itu. Tempat yang aneh dengan pohon-pohon besar dimana-mana.
”Ohh kau kirim aku kemana, moron!!”teriak Archelova marah. Ia berdiri, menarik kerah baju Efhozaza, melotot dengan wajah merah menahan marah. Nafasnya tersengal. Tangan kanannya mengepal.
Efhoza mengerutkan dahinya yang benjol sejenak. Mengeluarkan gaya khas sok innocent yang menyebalkan. Celingak-celinguk. ”aku juga tidak tau Lova. Tadi aku setting waktunya 100 tahun didepan. Kenapa jadi tempat ini? Atau mungkin kota kita akan berevolusi menjadi rimba berpohon raksasa 100 tahun kedepan, Lo...?” Oza menghentikan kalimatnya seketika saat bayangan-bayangan perak berkilauan berdesing sesenti dari telinganya. Dua anak panah menancap di pohon besar di depan mereka. Keduanya bertatapan. Serentak menoleh kebelakang, dan terbeliak menatap belasan bayangan perak berkilauan melesat menuju mereka.


”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!”


NOTE:
Satu lagi entrian copy-paste. Haha. Ini sebenarnya mau dibuat kaya cerpen atau novel kaya gitu. Tapi ya itulahh. Malasnya minta ampun. Mau mulai nulis susaahh.Yang di atas itu tu cuma sebagian adegan (kaya di felem ajah!!). Sinopsis?? Yap. Nyerempet2 kesitulah. Again, Thanks buat yang udah baca. Mau komen?? Sok atuuhh. Mau ngasi saran?? Ayoo. Mau ngritik?? GA BOLEHH!! haha

No comments:

Post a Comment