13 November 2010

DO'AKU


DO’AKU
3-3-81


Di tengah malam yang dingin mencekam
Terbangun dari pulas tidurku,
Jangkrik mengerik, sebagai nyanyian musik ditengah malam,
Hati nuraniku terusik karenanya,
Betapa besar keagungan Tuhan ini,
Kuanjakkan kaki mengambil air wudlu,
Dengan khusuk menengadah sujud kepada Nya
Do'aku tiada lupa walau derita masih bermukim dibenakku
Berdo'a....
Berdo'a....
Berdo'a....
Terus berdo'a....


Tulisan ini kuambil setahun yang lalu dari buku kumal milik bapakku (bapak telah almarhum, tapi tak pernah sekalipun aku, adikk-adikku dan mamakku menambahkan kata almarhum didepan namanya karena bagi kami, ia masih ada.). Puisi ini ditulis ketika bapak tinggal diujung kampung, pedalaman Belimbing kabupaten Melawi, dikampung dayak bernama Balai Agas, jauh dari tanah kelahirannya di Jogja sana  dan masih bujangan. Ahh, aku ingin menjenguk kampung ujung itu, tempat bapak dan mamakku bertemu. Suatu saat nanti. Yaa. Suatu saat nanti akan kuinjakkan kakiku ketempat itu. Balai Agas,  tunggu aku!

No comments:

Post a Comment