4-3-81
Di ufuk timur matahari mulai bercahaya
Aku tersipu diantara celah perjalanan hidup ini
Memang semalaman tak sebutirpun makna di hatiku
Ku paksakan kaki beranjak ,beramai-ramai mengadu nasib
Tapi tak secuwilpun nampak nasib ku temui
Dengan hati gundah tersibak pulang
Perjalanan ini memang semakin berat,
gemersik dedaunan seakan menertawakan nasib ini,
Tetapi hatiku tetap
Menggebu. . . .
Membara. . . .
Tak segarispun cita-citaku pudar
Walau tubuh ini semakin rapuh
Dengan tubuh yang kurus, bangkit sempoyongan,
Kaki berpijak satu demi satu ,
Menyelusuri celah keheningan tengah malam,
Ayam berkokok,jangkrik ngerik mengetuk hati kecilku
Aku tersibak dalam kesunyian malam mencekam
Hati tetap menengadah di hadapan Allah
Tetap menuntut & mengharap makna yang sempurna dan nyata
Sementara temanku tidur pulas di papan
Oh Tuhan berilah hamba kekuatan. . . .
Oh Tuhan kuatkan hati hambamu ini. . . .
Oh Tuhan tunjukkan hamba ke jalanmu
Oh. . . . oh. . . . oh. . . .oh Tuhan
Lagi, ini juga tulisan bapak. Dulu memang berencana posting tulisan bapak diblog. Baru terlaksana sekarang gara-gara otak tuaku lupa, dimana aku menyimpan file berisi puisi bapak. Tak sengaja terbaca ketika membuka satu persatu ratusan file karena ingin menghapus data-data tak penting dari laptopku.Ahh bapak, aku jadi rindu. Aku rindu.
Nice...
ReplyDeletei miss my father, too :(
Hi sistah.
ReplyDeleteGlad to see your comment on my blog.
Thank you.
:)
baPak..
ReplyDeletemaLaikat keluarga..
miss ma daddy sOoo...
Yaa!
ReplyDeleteBharap bisa mbwtnya bangga.
Terlambat!