24 January 2012

12 Juli 2008

12 Juli 2008 sudah saya museumkan sebagai salah satu hari paling berkesan dalam hidup saya. Kejadian-kejadian di hari itu agak luar biasa soalnya. Karena tidak semuanya terdokumentasi, beberapa kejadian hanya berupa cerita tanpa foto.

Kejadian satu. Saya sedang nyaman-nyamannya tidur saat segerombolan Tarzan menyerbu kamar sambil membawa kue tart yang kecil banget (ga tau terima kasih!). Saya terharu. Biarpun kecil hingga masing-masing orang dapat secuil (dibagi 7 bo!), itu kue tart pertama saya. Pas lagi khidmat-khidmatnya menikmati bagian kue masing-masing, terdengar suara menggelegar. Teman saya, uh, buang angin! Kamar kostan berukuran 2,5x3 m langsung riuh oleh suara protes, tawa dan hentakan 14 pasang kaki yang berebut keluar kamar. Oh, God! Kue dalam mulut saya berubah rasa. What a disgusting moment it was! Kehebohan tengah malam itu terhenti karena suara bel peringatan.

Kejadian dua. Siangnya, pas saya lagi asik ngucek pakaian, kak Nike (teman kost juga) menumpahkan air plus nasi basi ke kepala saya. Tebak bagaimana ekspresi saya.

Kejadian tiga. Hari itu ada meeting di kantor. Saya tetap datang dengan pikiran positif. Tapi yah, teman-teman saya itu tipe orang yang ogah melewatkan momen dimana mereka bisa melakukan apapun pada korban seempuk saya (?). Alhasil, setelah meeting, saya dipegangi ramai-ramai, disuruh duduk manis. Saya mah ikut saja. Percuma melawan.

Berbagai kreasipun dilakukan. Mulai dari membubuhkan tanda tangan di wajah saya, mengikat saya di tiang listrik depan kantor tepat diantara dua ruas jalan raya, mandi telur plus tepung. Untung ga ada yang inisiatif menyiram saya pakai aer comberan. Lihat hasilnya di bawah.

"Kakak lagi demo, ya?" salah satu anak kompleks yang mengelilingi saya bertanya polos.
Biarpun ga rela baju baru saya penuh noda dan bau amis, saya tetap senyum ceria. Setelah beberapa tahun lewat, saya malah senang melihat ekspresi puas di wajah mereka. Saya memang absurd. (-_-)
 
(DF-Mba Deri-Iki-Ocha-Dwi)
Berita buruk. Mereka berencana membiarkan saya terikat di tengah jalan itu sampai malam. Mumpung malam minggu. Banyak yang lewat. Untung ada pak RT. Anak-anak jahil itu kena marah karena sampai maghrib saya ga dilepas juga. Muahahaha. Senangnya melihat mereka kena marah. Trims, pak RT. :p

Kejadian bonus. Beberapa hari kemudian saya dikerjai lagi. Helm saya dicelupkan ke got depan kantor setelah sebelumnya diisi pasir. Denyyyyyy! Grrrrrr!

Kesimpulan. Ekspresi saya saat dapat hadian ultah: gado-gado tapi banyakan bahagianya. Bahagia karena  mereka perhatian sama saya walaupun cara mengekpresikannya agak bikin sebal. Oleh karena itu, postingan ini tidak hanya untuk diikutsertakan dalam lomba posting di dBlogger tapi juga saya dedikasikan buat teman-teman yang sudah membuat kenangan pada hari itu ada dalam hidup saya.

PS. Saya juga dapat hadiah do'a hari itu. Kalau hadiahnya beginian, saya langsung tersenyum bahagia, kadang terharu. Terima kasih buat hadiah-hadiah do'a di hari itu, hari-hari di tahun-tahun sebelumnya serta tahun-tahun setelahnya. Terima kasih spesial buat mamak saya untuk kado sms berisi do'a yang tak akan saya hapus sampai kapanpun. "Aku ada karena kau ada, mamak. I love you full."

1 comment: